
JAKARTA, 21 OKTOBER 2025 – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mencatatkan kinerja ekonomi yang solid selama satu tahun pertama kepemimpinannya.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat, inflasi rendah, dan perbaikan kesejahteraan masyarakat menjadi indikator utama keberhasilan kebijakan ekonomi pemerintah.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan, pada Triwulan II-2025, ekonomi Indonesia tumbuh 5,12%, salah satu yang tertinggi di antara negara G20. Ia optimistis kinerja ekonomi nasional tetap kuat hingga akhir tahun.
“Triwulan ketiga mungkin sedikit melambat, tapi triwulan keempat akan kembali meningkat. Kami menjaga agar pertumbuhan tetap berkualitas,” ujar Purbaya di Jakarta, Kamis (16/10).
Selain pertumbuhan ekonomi, inflasi terjaga rendah di 2,65% (yoy), sementara defisit APBN hanya 1,56% dari PDB — keduanya termasuk yang terendah di antara negara G20.
Purbaya menjelaskan, stabilitas ini didukung oleh strategi pengelolaan kas negara yang menempatkan Rp200 triliun di bank-bank Himbara untuk mendorong aktivitas ekonomi produktif.
“Likuiditas di sistem perbankan meningkat dan memberi efek langsung pada aktivitas ekonomi. Inilah yang menciptakan optimisme,” tegasnya.
Dari sisi perdagangan, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus selama 64 bulan berturut-turut, dengan pertumbuhan ekspor mencapai 45,8% sepanjang Januari–September 2025.
Kesejahteraan masyarakat juga menunjukkan tren positif. Tingkat pengangguran turun menjadi 4,76% pada Februari 2025 — terendah sejak krisis 1998 — sementara angka kemiskinan menurun ke 8,47% pada Maret 2025, yang merupakan rekor terendah sepanjang sejarah.
Pasar modal pun menunjukkan respon positif. IHSG menembus rekor tertinggi di level 8.257,86 pada 10 Oktober 2025, mencerminkan optimisme pelaku pasar terhadap arah kebijakan ekonomi pemerintah.
“Perbaikan ekonomi ini bukan hanya sesaat. Pemerintah berkomitmen memperkuat pondasi ekonomi secara berkelanjutan,” pungkas Menkeu.