[Polres Malang ketika menggelar simulasi Sispamkota pengamanan pilkada]
Malang, 22 Juli 2024, Kepolisian Resor Malang, Polda Jawa Timur, menggelar simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) di halaman Mapolres Malang pada Sabtu, (20/7/2024).
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memastikan kesiapan pengamanan menjelang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Kasihumas Polres Malang, Ipda Dicka Ermantara, menjelaskan bahwa simulasi Sispamkota ini dilaksanakan untuk mejaga kondusifitas pada setiap tahapan Pilkada 2024.
Menurut Ipda Dicka, pentingnya simulasi ini sebagai bukti komitmen negara dalam menjamin keamanan, khususnya di Kabupaten Malang.
“Dengan adanya simulasi Sispamkota, diharapkan personel yang terlibat dalam pengamanan Pemilu akan lebih siap dalam menangani berbagai situasi yang mungkin timbul,” kata Ipda Dicka di Polres Malang, Senin (22/7/2024).
Ia menambahkan, simulasi ini menekankan pada pengendalian massa karena peningkatan intensitas kegiatan politik selama masa kampanye Pemilu dapat menciptakan potensi kerawanan.
“Untuk mencegah gangguan ketertiban masyarakat yang berpotensi menimbulkan konflik sosial,” ujarnya.
Ipda Dicka menambahkan, dalam upaya menjaga keamanan dan ketertiban selama tahapan Pilkada 2024, Polres Malang bekerja sama erat dengan instansi terkait untuk mengidentifikasi potensi ancaman dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.
“Kami berharap Pilkada 2024 berjalan lancar dan aman, tidak terjadi sesuatu hal seperti dalam simulasi yang kami gelar hari ini,” jelasnya.
Saat ini, situasi Kabupaten Malang masih dalam kondisi aman dan kondusif, namun, simulasi Sispamkota ini menjadi langkah antisipasi penting untuk meminimalkan potensi masalah yang dapat terjadi pada saat Pemilu nanti.
“Dengan kesiapan yang matang dari Polres Malang dan kerja sama yang baik dengan instansi terkait, diharapkan seluruh tahapan Pilkada 2024 dapat berlangsung dengan aman, tertib, dan demokratis,” terangnya.
Dalam simulasi tersebut, diskenariokan ada demonstrasi dari massa pendukung salah satu pasangan calon yang tidak puas dengan setiap tahapan pemilu.
Massa awalnya bergerak mendatangi kantor KPU dan para pengunjuk rasa mulai melempari petugas keamanan dengan berbagai material serta merusak fasilitas umum lainnya.
“Menghadapi massa yang kian beringas, ratusan personel pengamanan langsung bertindak sesuai dengan prosedur pengendalian massa,” ungkapnya.
Puluhan personel Polisi Wanita disiagakan sebagai negosiator dan Dalmas awal dengan menggunakan tali Dalmas.
Ketika eskalasi meningkat, ratusan personel Dalmas lanjut dikerahkan untuk membubarkan massa dengan tameng dan tongkat, dibantu mobil water canon.
“Dalam skenario tersebut, pengunjuk rasa berhasil dipukul mundur oleh petugas, dan para provokator serta pelaku anarkis diamankan,” pungkasnya.