SURABAYA, 4 NOVEMBER 2024 – Penjabat (Pj.) Sekretaris Daerah Jawa Timur Bobby Soemiarsono menerima audiensi dari CEO Autism Association of Western Australia (AAWA) Joan McKenna Kerr di Ruang Kerja Pj. Sekda, Jalan Pahlawan No.110, Surabaya pada Senin (4/10/2024) siang.
Dalam pertemuan tersebut, Bobby menyampaikan komitmennya dalam upaya pengembangan program khusus bagi penyandang gangguan perkembangan saraf atau Autism Spectrum Disorder (ASD) yang ada di Jawa Timur yang sempat terhenti selama empat tahun akibat pandemi COVID.
“Kami sangat mendukung program training yang dinaungi oleh suatu organisasi besar yang melayani penyandang Autism Spectrum Disorder (ASD) dari kanak – kanak sampai dewasa,” ujar Bobby.
Ia menuturkan bahwa Jawa Timur bukan hanya Surabaya. “Kami harap program ini bisa menjangkau wilayah kota – kota besar di Jatim seperti Malang, Madiun, Sidoarjo dan Gresik. Kita juga harus berikan kesempatan yang sama ke semua orang,” ungkapnya.
Bobby mengungkapkan, program training AAWA merupakan salah satu dari banyaknya kerjasama sister-state antara Pemprov Jatim dan Australia Barat yang sudah terjalin cukup lama.
“Oleh karena itu, program ini sangat bagus untuk dilanjutkan dan alhamdulillah timingnya pas karena kami sedang melakukan pembahasan mengenai budgeting anggaran tahun 2025. Untuk selanjutnya, kami akan buat tim khusus agar program ini berjalan lancar,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Bobby menambahkan, pihaknya akan mendukung utamanya memfasilitasi program training dari BPSDM, Dinas Pendidikan, serta seluruh dinas terkait.
Sementara itu, CEO Autism Association of Western Australia (AAWA) Joan McKenna Kerr menyampaikan bahwa program ini sudah menghasilkan sekitar 1000 pekerja bagi penyandang austisme.
“Kami mulai program ini sejak tahun 2011 untuk memahami bagaimana peta penyandang austistik di Jatim. Lalu pada tahun 2012, ratusan orang penyandang autisme belajar ke Perth atas kerjasama Pemprov Jatim dan Australia Barat,” ucap Joan.
“Sejak saat itu, kami datang hampir setiap tahun ke Surabaya untuk memberikan training lanjutan bagi para interns dan anggota junior. Tahun ini setelah alfa empat tahun karena pandemi, kami berkomitmen memberikan training dan workshop kepada banyak orang di Jawa Timur,” sambungnya.
Di akhir, Joan mengharapkan beberapa kerjasama lanjutan utamanya untuk mengatasi hambatan bagi anak-anak dari pendidikan primer (dasar) ke sekunder (menengah), di mana beberapa sekolah masih menolak anak – anak autis untuk sekolah di sekolah biasa.
“Kami juga berharap Pemprov Jatim dapat membantu anak – anak austisme yang bertransisi dari sekolah ke tempat kerja. Setelah lulus sekolah, kesempatan apa yang tersedia bagi mereka,” tuturnya.
Ia menambahkan, AAWA juga turut mengundang Pemprov Jatim untuk hadir dalam Asia Pacific Autism Conference (AAPAC) tahun 2025 sebagai representasi Pemerintah Provinsi yang berkomitmen mendukung pelayanan (training) bagi penyandang austis.