Surabaya, 21 Oktober 2024 – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) menanggapi keluhan masyarakat terkait beberapa ruas jalan di Kota Pahlawan yang berdebu. Di antaranya di Jalan Kranggan dan Jalan Mayjend Sungkono.
Kepala DSDABM Kota Surabaya, Syamsul Hariadi mengatakan bahwa debu tersebut akibat proses pengerjaan pengaspalan dan peninggian jalan. Perbaikan jalan dilakukan Pemkot Surabaya sebagai upaya untuk menyediakan jalan yang layak bagi masyarakat.
“Jadi itu adalah proses pengaspalan dan peninggian jalan supaya tidak banjir ketika musim hujan tiba. Aspalnya akan dibuat tinggi beberapa sentimeter supaya kalau hujan tidak banjir. Baik di Jalan Kranggan maupun di Jalan Mayjend Sungkono,” ujar Syamsul, Minggu (20/10/2024).
Syamsul mengungkapkan, proses pengaspalan dan peninggian jalan di Kota Surabaya dilakukan dengan berlapis-lapis sehingga membutuhkan waktu. Meski demikian, pihaknya terus berupaya menyelesaikan proyek tersebut sebelum musim hujan tiba.
Kepala Bidang Drainase DSDABM Kota Surabaya, Windo Gusman Prasetyo menuturkan, bahwa untuk lapisan pertama pengaspalan di Jalan Kranggan sudah dilakukan. Sementara lapisan kedua akan dikerjakan pada besok malam.”Yang di Jalan Kranggan itu lapisan aspalnya ada dua. Untuk yang pertama sudah dikerjakan tadi malam dan selanjutnya untuk lapisan kedua mulai dikerjakan nanti malam,” paparnya.
Windo juga menjelaskan bahwa sebelum proses pengaspalan dilakukan, tanah terlebih dahulu harus dipadatkan selama tiga hari. Untuk itu, pengerjaannya membutuhkan waktu.”Yang di Jalan Kranggan itu sebenarnya meneruskan dari Jalan Baliwerti. Prosesnya memang cukup panjang dari mulai pengerukan sertu minggu kemarin, lalu pemadatan dan baru dilakukan pengaspalan,” terang Windo.
Menurutnya, pengaspalan di Jalan Kranggan dilakukan sepanjang 200 meter dengan ketinggian sekitar 20 sampai 30 sentimeter. “Untuk pengaspalan tahap kedua di Jalan Kranggan diperkirakan selesai dalam dua hari kedepan,” imbuhnya.
Sementara terkait debu di Jalan Mayjend Sungkono, Windo mengungkapkan bahwa hal itu juga dikarenakan pengerjaan proyek pengaspalan dan peninggian jalan. Proyek tersebut saat ini memasuki tahap penghamparan Cement Treated Base (CTB) menggunakan campuran tanah asli (agrehat), semen portland dan air.
“Di Mayjend sekarang jadwalnya proses CTB. Kalau CTB ini harus dipadatkan dulu tanahnya sebelum di aspal kurang lebih selama tiga hari,” kata Windo.
Terkait penuntasan proyek Jalan Mayjend Sungkono, Windo menyebut, sesuai jadwal akan selesai pada awal bulan November 2024. Pengaspalan akan dilakukan hingga depan Ciputra World.”Kita lakukan bertahap sampai nanti perbaikannya di depan Ciputra World. Awal bulan (November) diperkirakan selesai disisi selatannya,” jelasnya.
Selama proses pemadatan yang mengakibatkan jalan berdebu, pihaknya bersama kontraktor dibantu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya melakukan penyiraman jalan sebanyak lima kali dalam sehari. Penyiraman dilakukan sebagai upaya mengurangi debu yang mengganggu pengguna jalan. “Penyiraman kita lakukan sehari lima kali bersama kontraktor dan DLH,” pungkasnya.