
SURABAYA, 11 Oktober 2025 – Golf selama ini dikenal bukan hanya sebagai olahraga, tapi juga bagian dari gaya hidup, networking, dan simbol prestise. Namun, di balik lapangan hijau yang elegan, ada aturan-aturan detail yang wajib dipahami setiap pemain.
Menjawab kebutuhan itu, Golf Armour menggelar seminar “Rules of Golf” pada 9–10 Oktober 2025 di Graha Famili Golf Surabaya.
Seminar ini menghadirkan praktisi golf, otoritas peraturan, hingga para golfer aktif yang berbagi pengalaman langsung. Suasananya dikemas santai namun penuh wawasan, sehingga cocok bagi golfer pemula maupun yang sudah terbiasa mengikuti turnamen.
Owner Golf Armour, Terence Wibowo, menegaskan bahwa seminar ini bagian dari misi jangka panjang untuk membangun ekosistem golf Indonesia yang profesional dan sportif.
“Banyak golfer berpengalaman sekalipun masih sering bingung soal detail aturan. Lewat seminar ini, kami ingin menciptakan ruang belajar yang aplikatif dan terbuka,” ujarnya.
Golf, menurut Terence, tak sekadar soal memukul bola atau bergaya di lapangan, tetapi juga soal menghargai aturan, menjaga integritas, dan membangun komunitas yang sehat.
Bagi Golf Armour, inisiatif ini diharapkan menjadi langkah awal gerakan nasional memperluas literasi aturan golf. “Golf itu lifestyle, tapi lifestyle yang sehat karena mengajarkan disiplin, etika, dan sportivitas,” tutup Terence.
Mengisi sesi utama, Alwi Hasan, Ketua Sub Bidang Peraturan PB PGI, menjelaskan bahwa aturan golf adalah bagian dari sportivitas.
“Aturan bukan hanya soal penalti. Ia mencerminkan integritas permainan. Dengan pemahaman yang baik, golf akan semakin menyenangkan dan fair,” jelas Alwi.
Peserta seminar menunjukkan antusiasme tinggi. Putri Hasibuan, golfer aktif di turnamen amatir, merasa mendapatkan insight baru.
“Kadang saya bingung dengan keputusan di lapangan. Sekarang jadi lebih percaya diri karena paham bagaimana bersikap sesuai aturan. Ini penting kalau ingin naik level,” katanya.
Lebih dari sekadar seminar, acara ini menjadi ruang diskusi hangat antar-golfer, lengkap dengan studi kasus nyata di lapangan. Interaksi yang cair membuat pembelajaran terasa lebih dekat dengan praktik sehari-hari.