JAKARTA, 31 OKTOBER 2024 – Kepedulian PT Indofood Sukes Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills terhadap perkembangan dunia pendidikan terus dijalankan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) bernama Bogasari Mengajar. Bentuk kegiatan Bogasari Mengajar ini beragam. Mulai dari magang industri, kelas praktisi mengajar, penguji kompetensi, hingga kunjungan industri.
Target peserta CSR Bogasari Mengajar ini adalah siswa SMK, SMA dan mahasiswa perguruan tinggi.
Sebagai industri tepung terigu nasional pertama yang bulan November nanti ini memasuki usia setengah abad lebih atau 53 tahun, CSR Bogasari Mengajar mulai menjangkau wilayah Indonesia Timur. Di antaranya melalui Memorandum of Understanding (MoU) dengan Universitas Pattimura (Unpatti), Ambon, Provinsi Maluku.
Penandatanganan MoU antara Bogasari dengan Unpatti ini berlangsung Selasa sore (29/10/2024) di Jakarta dengan jangka waktu selama 2 tahun. Kepala Divisi Bogasari Franciscus Welirang mengatakan, Unpatti mewakili salah satu kampus ternama dan besar di wilayah Indonesia Timur.
Provinsi Maluku juga termasuk daerah yang memiliki kekayaan alam baik dari sisi pertanian maupun kelautan yang kaya dengan keragaman hayati. Sehingga memiliki potensi pemberdayaan ekonomi yang harus didukung oleh dunia akademik di perguruan tinggi.
“Inilah yang menjadi pertimbangan Bogasari melakukan kerja sama berupa MoU dengan Unpatti,” kata Franciscus dalam siaran pers, Rabu (30/10/204).
Penandatanganan MoU dilakukan langsung oleh Franciscus Welirang berama Rektor Unpatti, Prof. Fredy Leiwakabessy Sebelumnya, Rektor Unpatti didampingi Wakil Rektor Bidang Perencanaan Kerjasama dan Sistem Informasi Ruslan H. S. Tawari, M.Si, dan Dekan Fakultas Pertanian Prof. August E Pattiselanno, dan beberapa dosen peneliti melakukan kunjungan industri ke pabrik Bogasari, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
“Hal itu sebagai orientasi lapangan untuk melihat potensi jurusan mahasiswa yang akan melakukan magang industri. Termasuk potensi para dosen untuk mengikuti magang atau penguatan terapan keilmuan di dunia industri sehingga materi perkuliahan yang diberikan semakin linkage dengan kebutuhan dunia industri,” ulas Franciscus Welirang.
Dalam diskusi kecil dengan Rektor dan tim sebelum tanda tangan MoU, Franciscus Welirang yang juga pemerhati pangan menyampaikan kalau bahan pangan tepung terigu sangat potensial dan mudah digabung dengan berbagai produk pertanian lokal Indonesia sehingga menghasilkan keanekragaman pangan, baik di tingkat lokal maupun nasional.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya UKM mitra Bogasari yang sukses berbisnis olahan makanan tepung terigu dengan produk pertanian lokal. Sebagai contoh, Cake Salakilo di Balikpapan, Nutsafir di Lombok, Roti Durian Panglima di Samarinda, dan masih banyak lagi.
“Ini yang ke depan juga menjadi peluang bagi Unpatti untuk mengirimkan mahasiswa yang akan magang di Bogasari melalui MoU ini bisa mengembangkan kewirausahaan di sektor makanan di Provinsi Maluku. Sehingga terapan teknologi dan manajemen industri yang akan ditekuni mahasiswa saat magang di Bogasari tidak hanya meningkatkan kompetensi keahlian mereka, tapi juga bisa menginspirasi dan membuahkan gagasan berwirausaha di Indonesia wilayah timur,” ujar pria yang akrab disapa Franky Welirang ini.
Kerja sama ini sangat diapresiasi Rektor Unpatti Fredy Leiwakabessy dan tim dosen, apalagi ini merupakan kerja sama pertama kali dengan industri pangan nasional, bahkan industri tepung terigu nasional pertama di Indonesia dan pabrik terbesar di dunia karena terletak di satu lokasi. Pihaknya berharap melalui kerja sama mitra industri ini, tidak hanya meningkatkan kompetensi para dosen dan kemampuan akademik para mahasiswa, tapi juga mendorong kewirausahaan di Unpatti.
“Mahasiswa tidak hanya berani menyeberang pulau untuk menggali ilmu di dunia industri sekelas Bogasari, tapi juga kembali dengan membawa ilmu dan gagasan baru di dunia kampus,” ujar Rektor Unpatti.