Dok. Kemenkeu
Kuala Lumpur, 29 Mei 2024, Mengawali aktivitas di Kuala Lumpur, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memenuhi undangan dari Kementerian Keuangan Malaysia & Bank Negara Malaysia untuk memberikan sebuah feature address di Global Forum on Islamic Economics and Finances (GFIEF).
“Di venue, saya juga bersua dengan para tuan rumah, Minister of Finance II of Malaysia Datuk Seri Amir Hamzah Azizan, Minister of Investment, Trade, and Industry of Malaysia Datuk Seri Utama Tengku Zafrul bin Tengku Abdul Aziz, serta Chairman of Malaysia Securities Commission Dato’ Seri Dr. Awang Adek bin Hussin,” ungkap Menkeu dikutip dari laman instagram miliknya @smindrawati kemarin (29/05).
Pada kesempatan itu, Menkeu berbagi mengenai pengalaman Indonesia mengembangkan serta merawat aspek-aspek perekonomian dan pembiayaan syariah. Termasuk, penerbitan sukuk oleh pemerintah Indonesia yang berdampak terhadap sektor sosial dan ekonomi, juga berfokus pada ekonomi hijau berkelanjutan. Dalam hal ini, berhasil mereduksi emisi gas rumah kaca lebih dari 10 juta ton CO2e. Adapun sejak tahun 2018 hingga 2023, Indonesia telah menerbitkan sukuk hijau bernilai hingga $6 Milyar di pasar internasional dan Rp57,07 Triliun di pasar domestik.
Di samping itu, Menkeu juga menyampaikan bahwa reformasi perekonomian membutuhkan upaya bersama baik oleh pemerintah maupun kolaborasi, kredibilitas dan kepercayaan dari seluruh pemangku kepentingan. Menurut Menkeu, hal itu menjadi sangat penting dalam menjaga stabilitas dan kemakmuran ekonomi global sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Terutama dalam reformasi keuangan syariah harus dilakukan secara bersama-sama untuk membuktikan bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin,” ujarnya.
Selama forum, Menteri Keuangan juga bertemu dengan tokoh-tokoh terkenal seperti Tan Sri Nor Mohamed Yakcop, mantan Menteri Keuangan Malaysia (2004-2009) dan Mahktar Diop, Direktur Utama IFC World Bank.