Nusa Tenggara Timur, Oktober 2023 – Self-Regulatory Organization (SRO) yang terdiri dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) serta didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), melaksanakan kegiatan corporate social responsibility (CSR) dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Pasar Modal Indonesia. CSR dimaksud adalah bantuan pembuatan sumur bor dan jaringan air bersih untuk masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT), serta bantuan dalam bidang sosial dan lingkungan hidup berupa penguatan pariwisata bahari berkelanjutan di Labuan Bajo NTT.
Pada Minggu (1/10), Panitia HUT Pasar Modal secara simbolis telah menyerahkan sumur bor untuk warga Desa Oefafi. Sumur bor ini merupakan yang pertama dari 10 sumur yang disumbangkan oleh industri pasar modal ke beberapa wilayah di NTT melalui Yayasan Sumur 83. Wilayah tersebut di antaranya adalah Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Rote Ndao, dan Sabu Raijua. Adapun nilai total sumbangan sumur bor yang diberikan tersebut mencapai Rp500 juta. Seremoni penyerahan bantuan sumur bor dilakukan di Gereja Majelis Injil di Timor (GMIT) Betel Oefafi. Sumur Bor diserahkan oleh Direktur BEI Jeffrey Hendrik kepada Ketua Majelis Jemaat Betel Oefafi Pdt. Ronal E.S Malelak, didampingi oleh Pembina Yayasan Sumur 83 Orias Petrus Moedak, Pengawas Yayasan Sumur 83 Sonny Pellokila, dan Ketua Yayasan Sumur 83 Beny Pelu.
Keesokan harinya pada Senin (2/10), dilakukan penyerahan komitmen bantuan pembuatan jaringan air bersih, sanitasi, dan edukasi praktik hidup sehat serta bersih di Desa Oelet, wilayah Timor Tengah Selatan NTT oleh Panitia HUT Pasar Modal Indonesia. Donasi tersebut disampaikan melalui Yayasan Plan International Indonesia dengan nilai lebih dari Rp500 juta. Seremoni bantuan ini disampaikan oleh Direktur BEI Jeffrey Hendrik kepada Kepala Desa Oelet Muhamad Nurdin Tapoin, Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Bapak Japarmen Manalu, serta disaksikan oleh Executive Director Yayasan Plan International Indonesia Ibu Dini Widiastuti dan Resource Mobilization Director Yayasan Plan International Indonesia Ibu Linda Sukandar.
Bekerja sama dengan Yayasan World Wide Fund for Nature (WWF), pasar modal Indonesia memberikan dukungan penguatan pariwisata bahari berkelanjutan di Labuan Bajo guna menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi di wilayah tersebut. Program penguatan pariwisata yang diberikan berupa kegiatan diseminasi best practice pariwisata berkelanjutan dan perbaikan tata kelola berdasarkan standar Global Sustainable Tourism Council (GSTC), penanaman 2.000 bibit mangrove dan upaya rehabilitasi mangrove di Labuan Bajo, pengelolaan sarana kelompok dampingan untuk nelayan dan Kelompok Sadar Wisata dalam meningkatkan kualitas ikan tangkapan dan usaha pariwisata, perbaikan tata kelola sampah plastik di satu desa percontohan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengurangi sampah plastik di Labuan Bajo, serta meningkatkan pemahaman investasi di pasar modal kepada masyarakat di Labuan Bajo untuk menuju pengembangan “Desa Percontohan”.
Direktur BEI Jeffrey Hendrik secara simbolis menyerahkan bantuan dari pasar modal Indonesia senilai Rp1,3 miliar kepada Kepala Desa Seraya Marannu, Kelompok Sadar Wisata Dusun Rangko, dan Perwakilan Warga Waekelambu pada Rabu (4/10). Turut hadir Wakil Bupati Manggarai Barat Yulianus Weng, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT Sulastri H.I Rasyid, CEO WWF Indonesia Aditya Bayunanda, serta perwakilan KSEI dan KPEI dalam acara tersebut. “Program ini merupakan bentuk dukungan nyata pasar modal Indonesia untuk wilayah NTT, khususnya di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat. Kami berharap manfaatnya dapat meningkatkan fasilitas dan sumber daya yang dimiliki sekaligus menciptakan NTT yang ramah lingkungan serta berkelanjutan.” ujar Jeffrey. Selanjutnya, pasar modal juga melakukan kegiatan Beach Clean Up di Pantai Pede bersama komunitas setempat. Dalam kegiatan tersebut, berhasil dikumpulkan sampah sebanyak hampir 500 kilogram. Sampah yang dikumpulkan berdasarkan jenisnya akan dikelola sesuai dengan mekanisme manajemen pembuangan sampah serta memperhatikan prinsip berkelanjutan.
Sebagai informasi, dana kegiatan CSR dalam rangka HUT Pasar Modal Indonesia diperoleh dari alokasi fee transaksi bursa dan fee jasa kustodian sentral, serta alokasi dana CSR dari penyelenggaraan HUT Pasar Modal Indonesia sebelumnya. Selanjutnya, dana tersebut digunakan untuk melaksanakan kegiatan CSR di berbagai wilayah Indonesia. Adapun bentuk kegiatan CSR yang dilakukan antara lain berupa penanaman pohon, perbaikan sekolah, pengadaan perahu sekolah, program anak sehat untuk pencegahan stunting, donor darah, bantuan ambulans, serta bantuan alat medis dan sarana kesehatan, restorasi daerah pesisir termasuk pengembangan kapasitas masyarakat, konservasi pangan lokal, program kampanye dan pemberdayaan pengolahan sampah agar bernilai ekonomis bagi masyarakat.
Berbagai kegiatan CSR tersebut merupakan bentuk apresiasi atas pencapaian pasar modal Indonesia, sekaligus sebagai bentuk komitmen pasar modal dalam memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, khususnya terkait bidang lingkungan, kesehatan, pendidikan, sosial, serta ekonomi. Selanjutnya, SRO secara rutin akan berupaya melaksanakan kegiatan CSR lainnya yang memiliki manfaat dalam jangka panjang bagi penerima bantuan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam menyukseskan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang menjadi prioritas pembangunan nasional.