
SURABAYA, 31 JANUARI 2025 – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR) bersama Kantor Wilayah IV Komisi Pengawas Persaingan Usaha (Kanwil IV KPPU) sukses menggelar program pengabdian masyarakat bertajuk Mahasiswa FEB Unair Peduli Usaha Mikro Kecil. Program ini merupakan bagian dari implementasi kerja sama antara FEB UNAIR dan KPPU dalam memperkuat daya saing UMK di tengah perkembangan ekonomi digital.
Program yang berlangsung sejak 2 Januari hingga 30 Januari 2025 ini diikuti oleh 61 mahasiswa FEB UNAIR dari berbagai program studi. Mayoritas partisipasi berasal dari Akuntansi (44%), Ekonomi Islam (30%), Ekonomi Pembangunan (18%), dan Manajemen (8%).
Para mahasiswa terjun langsung mendampingi 172 pelaku UMK di 11 kabupaten/kota yang tersebar di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Bali. Surabaya menjadi wilayah dengan partisipasi UMK tertinggi.
Program ini bertujuan meningkatkan keterampilan digital dan strategi pemasaran bagi UMK. Para mahasiswa membantu pelaku usaha kecil dalam aspek digitalisasi, branding, pemasaran, dan pengelolaan keuangan.
Menurut Wakil Dekan I FEB UNAIR, Dr. Wisnu Wibowo, program ini memberikan wawasan luas kepada mahasiswa dalam dunia usaha serta memperkuat keterampilan analitis mereka dalam menyusun strategi bisnis.
“Kegiatan ini sangat layak untuk diteruskan karena selain memberikan pengalaman langsung bagi mahasiswa, juga berdampak nyata dalam meningkatkan daya saing UMK,” ujar Wisnu.
Salah satu hasil nyata dari program ini adalah implementasi penjualan digital oleh beberapa UMK. Seperti Nasi Jagung Ibu Yuli dan Jamu Ibu Wiji, yang kini telah menggunakan WhatsApp Business, QR-code payment, serta katalog digital i-Menu. Selain itu, mahasiswa juga membantu pembuatan banner dan stiker sebagai bagian dari strategi branding.
Dalam acara penutupan yang digelar di Aula K.R.T. Fadjar Notonegoro FEB UNAIR, Kepala Bidang Kajian dan Advokasi Kanwil IV KPPU, Romi Pradhana Aryo, menyampaikan apresiasi atas kolaborasi ini. Ia menegaskan bahwa KPPU akan terus mendorong pengembangan ekonomi digital dan dukungan terhadap UMK sebagai bagian dari agenda strategis 2025.
“Program ini melatih mahasiswa dalam berpikir kritis, menyusun solusi, serta memahami kondisi nyata UMK di lapangan. Selain itu, program ini juga memperkuat peran KPPU dalam memastikan persaingan usaha yang sehat sesuai amanat UU Nomor 5 Tahun 1999 dan UU Nomor 20 Tahun 2008,” ungkap Romi.
Selain pendampingan individu, program ini juga menciptakan kolaborasi antara UMK dan mitra pemasaran. Contohnya, di Ponorogo, mahasiswa membantu UMK seperti Keripik Tempe Arum dan Ceriping Pisang Mekar Sari dalam memperluas pemasaran serta legalitas usaha. Hasilnya, produk UMK kini lebih profesional dan siap bersaing di pasar yang lebih luas.
FEB UNAIR berencana mengajukan program ini ke kompetisi nasional seperti PPK Ormawa serta memperluas partisipasi organisasi mahasiswa dalam pengabdian masyarakat. Mahasiswa yang berkontribusi dalam program ini juga berkesempatan mendapatkan konversi SKS dan penghargaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Kepala Bagian Administrasi Kanwil IV KPPU, Dyah Paramitaberharap agar sinergi antara FEB UNAIR dan KPPU terus berlanjut guna mendukung pertumbuhan UMK yang lebih inklusif dan berdaya saing tinggi di era digital. Program ini diharapkan dapat memberikan dampak nyata bagi perkembangan UMK serta memperkuat kontribusi mahasiswa dalam pembangunan sosial dan ekonomi.