[Pembicara seorang kurator ArtSubs Asmudjo J Irianto dan perupa Suvi Wahyudianto, dipandu Anang Triwahyudi]
Surabaya, 30 September 2024 – Tak kurang dari sebulan lagi, ARTSUBS 2024 akan digelar. Sebagai salah satu agenda menuju pembukaan ARTSUBS pada Sabtu, 26 Oktober 2024 mendatang, digelar art talk yang melibatkan sejumlah mahasiswa di Surabaya. Topik yang diangkat sangat menarik. Yakni tentang pertanyaan besar, bahwa benarkah ARTSUBS 2024 bisa disebut sebagai pameran seni rupa kontemporer berskala besar yang digelar di Surabaya.
Bertajuk “A Large Scale Contemporary Art Exhibition in Surabaya?”, topik tersebut akan dibincangkan bersama salah seorang kurator ARTSUBS Asmudjo J Irianto dan perupa Suvi Wahyudianto, dipandu Anang Triwahyudi. Kegiatan hasil kerja sama ARTSUBS 2024 dengan Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV), Fakultas Humaniora dan Industri Kreatif UK Petra Surabaya ini digelar pada Selasa, 1 Oktober 2024 mulai pukul: 13.00.
Berlangsung di Amphitheater Gedung Q, lt 2, Universitas Kristen Petra, Jalan Siwalankerto Nomor 121-131, Surabaya, art talk itu dipandu oleh Anang Triwahyudi, seorang akademisi yang dosen DKV UK Petra. Bersama keduanya, pertanyaan yang lebih banyak mengemuka menjelang perhelatan itu menunjukkan antusiasme publik atas terselenggaranya momen pertama di Surabaya yang mampu menggelar sebuah perhelatan besar.
Menurut, chief editor, ARTSUBS 2024 digagas sebagai pameran besar berskala nasional yang menyajikan pemetaan seni rupa kontemporer Indonesia yang sudah sangat berkembang di segi kreativitas.
“Tetapi ARTSUBS hadir karena kami merasa masih harus mendorongnya agar seni rupa kontemporer Indonesia menjadi bagian yang organik bagi masyarakat Indonesia sendiri,” katanya.
Dalam pembahasan, Asmudjo selaku art director dan curator akan membeberkan bagaimana posisi seni rupa kontemporer Indonesia itu saat ini terutama kaitannya dengan Surabaya yang akan menjadi tempat penyelenggaraan ARTSUBS untuk pertamakalinya. Juga bagaimana karya-karya seni rupa kontemporer itu punya nilai besar yakni pada daya kritis sekaligus daya mimpi yang merangsang kesadaran dan imajinasi publik yang harus diwujudkan bersama.
Asmudjo menilai bahwa ARSTUBS adalah sebuah kontribusi sosial seni rupa kontemporer yang mesti diupayakan bersama. Apalagi jika melihat sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, tapi Surabaya, hingga sekarang belum memiliki pameran besar berskala nasional.
“Padahal, Surabaya memiliki sumber daya yang besar untuk ikut mendekatkan seni rupa kontemporer ke tengah masyarakat. Sudah jamak bahwa kota-kota besar di dunia ini mempunyai pameran besar seni rupa yang dibanggakan ke dunia luas. Nah Surabaya juga seharusnya demikian,” terangnya.
Itulah mengapa ARTSUBS mengambil tema Ways of Dreaming yakni sebagai aneka jalan mimpi atau banyak cara bermimpi. Kegiatan seni budaya, dalam hal ini pameran seni rupa kontemporer, sudah selayaknya menjadi bukan hanya memperindah pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjadi pendorongnya. Ini adalah kekosongan besar di Indonesia, yang sejauh ini hanya diisi, dengan segenap keterbatasan, oleh Yogyakarta, Jakarta, dan Bali Selatan.
Maka, salah satu dari Ways of Dreaming itu adalah menyelenggarakan pameran seni rupa tahunan berskala nasional yang terkurasi dengan baik, di Surabaya. ARTSUBS adalah bagian dari upaya mewujudkannya. Menggandeng lebih dari 160 seniman, ARTSUBS mengajak para seniman tersebut dengan cara masing-masing menunjukkan jalan-jalan baru untuk memperlihatkan mimpi dan fantasi tersebut.
Salah satunya yang dibawa Suvi, salah seorang seniman yang turut andil dalam ARTSUBS. Dalam art talk, Suvi akan menjelaskan dengan detail apa yang dipamerkannya nanti. Termasuk proses penciptaan dan inspirasi dari karyanya tersebut. Selain memberikan gambaran tentang itu, Suvi akan membagikan pengalamannya sebagai perupa Jawa Timur yang melambung namanya setelah menjadi pemenang UOB Painting of the Year 2018 Indonesia dan UOB Southeast Asian Painting the Year 2018.
Bersama ketiganya, maka art talk ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas kepada publik bagaiimana ARTSUBS menjadi representasi, pemetaan, dari praktik seni rupa kontemporer Indonesia yang punya keragaman sangat menonjol, baik dalam hal bentuk, medium, dan gagasan artistik.
Diharapkan pre-event ini akan menggugah partisipasi masyarakat agar mendukung ARTSUBS sukses digelar secara ajeg setiap tahun bisa dibanggakan sebagai pameran yang bisa menyaingi pameran-pameran besar sejenis di Jakarta dan Yogyakarta. Surabaya niscaya bisa menjadi salah satu pusat terpenting pertumbuhan seni kontemporer Indonesia. Untuk membarengi perannya sebagai sentra pertumbuhan ekonomi nasional.
Bersama para mahasiswa dari berbagai kampus, pre-event ini sekaligus menjadi ajang perkenalan kepada publik Surabaya terkait perhelatan ARTSUBS. Dicanangkan sebagai pameran tahunan, ARTSUBS tak hanya menghadirkan ratusan karya seni rupa kontemporer Indonesia yang terbaik tetapi juga menjadi simpul pertemuan bagi para perupa, kurator, desainer grafis, arsitek dan berbagai disiplin lainnya.
Atas terselengaranya pre-event ARTSUBS ini, Dwi Setiawan Ph.D. selaku Dekan Fakultas Humaniora dan Industri Kreatif, merespons dengan sangat positif. Ia sangat antusias dengan penyelenggaraan ARTSUBS. Menurutnya, iIi merupakan sebuah langkah besar dalam memajukan seni rupa kontemporer Indonesia supaya tidak berpusat di area-area tertentu yang sudah mapan.
Menurutnya, pameran ini tidak hanya menampilkan karya-karya seniman terkemuka tetapi juga menjadi wadah untuk berkolaborasi dan berdialog antar seniman dari berbagai latar belakang. Dengan adanya platform seperti ARTSUBS, Surabaya dapat memperkuat posisinya sebagai salah satu creative hub yang dinamis dan inklusif di Indonesia.
“Saya berharap pameran ini mampu membuka ruang bagi eksplorasi dan eksperimentasi artistik, sekaligus mendorong masyarakat untuk lebih mengapresiasi keragaman dan kekayaan seni rupa kita,” katanya.
Yang membuat Dwi antusias lagi adalah karena art talk ini tak hanya dihadiri oleh mahasiswa Uk Petra. Melainkan juga dari berbagai kampus seperti UNESA, UNAIR, ITS, UPN Veteran, STKW Surabaya, UNIPRA, Universitas Ciputra, dan lainnya.
“Kehadiran mahasiswa ini berperan penting dalam kesuksesan ARTSUBS. Misalnya mereka dapat terlibat dalam berbagai aspek, mulai dari menjadi volunteer yang membantu jalannya pameran hingga berpartisipasi dalam diskusi dan workshop yang diselenggarakan,” ujarnya.
Kehadiran dan kontribusi mereka dapat memperkaya perspektif serta membawa energi baru ke dalam pameran ini. Selain itu, ini juga menjadi kesempatan bagi mereka untuk belajar langsung dari para seniman dan pelaku industri seni, memperluas jaringan, dan menumbuhkan apresiasi yang lebih mendalam terhadap seni rupa kontemporer.
“Dengan berpartisipasi aktif, mahasiswa bisa menjadi bagian dari gerakan yang memperkuat ekosistem seni lokal dan membawa dampak positif bagi komunitas seni di Surabaya dan sekitarnya. Untuk yang suka rebahan, minimal datang dulu. Biar pengalaman yang mengarahkan mereka untuk kemungkinan-kemungkinan selanjutnya,” tegasnya.